PENGERTIAN PEMANASAN GLOBAL
Pemanasan
global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu
rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada
permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama
seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global
sejak pertengahan abad ke-20.
PENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL
- EFEK RUMAH KACA
Segala
sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian
besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk
cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari
cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan
menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari
panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa
luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat
menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida,
sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.
Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang
dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di
permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan
suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat
- EFEK UMPAN BALIK
Anasir
penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan
balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh pada penguapan air. Pada kasus
pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan
pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke
atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan
akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai
tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca
yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2
sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di
udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun
karena udara menjadi menghangat).Umpan balik ini hanya berdampak secara
perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
- VARIASI MATAHARI
Terdapat
hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan
kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi
kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini
dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas
Matahari akan memanaskan stratosfer
sebaliknya efek rumah kaca
akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling
tidak telah diamati sejak tahun 1960.
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL
Sebagai
sebuah fenomena global, dampak pemanasan global dirasakan oleh seluruh
umat manusia di dunia, termasuk Indonesia. Posisi Indonesia sebagai
negara kepulauan, menempatkan Indonesia dalam kondisi yang rentan
menghadapi terjadinya pemanasan global. Sebagai akibat terjadinya
pemanasan global, Indonesia akan menghadapi peristiwa :
Pertama,
Kenaikan temperatur global, menyebabkan mencairnya es di kutub utara dan
selatan, sehingga mengakibatkan terjadinya pemuaian massa air laut, dan
kenaikan permukaan air laut. Hal ini akan menurunkan produksi tambak
ikan dan udang, serta terjadinya pemutihan terumbu karang (coral
bleaching), dan punahnya berbagai jenis ikan. Selain itu, naiknya
permukaan air laut akan mengakibatkan pulau-pulau kecil dan daerah
landai di Indonesia akan hilang. Ancaman lain yang dihadapi masyarakat
yaitu memburuknya kualitas air tanah, sebagai akibat dari masuknya atau
merembesnya air laut, serta infrastruktur perkotaan yang mengalami
kerusakan, sebagai akibat tergenang oleh air laut.
Kedua,
Pergeseran musim sebagai akibat dari adanya perubahan pola curah hujan.
Perubahan iklim mengakibatkan intensitas hujan yang tinggi pada periode
yang singkat serta musim kemarau yang panjang. Di beberapa tempat
terjadi peningkatan curah hujan sehingga meningkatkan peluang terjadinya
banjir dan tanah longsor, sementara di tempat lain terjadi penurunan
curah hujan yang berpotensi menimbulkan kekeringan. Sebagian besar
Daerah Aliran Sungai (DAS) akan terjadi perbedaan tingkat air pasang dan
surut yang makin tajam. Hal ini mengakibatkan meningkatnya kekerapan
terjadinya banjir atau kekeringan. Kondisi ini akan semakin parah
apabila daya tampung badan sungai atau waduk tidak terpelihara akibat
erosi.
Kedua peristiwa tersebut akan menimbulkan dampak pada beberapa sektor, yaitu :
Kehutanan
Terjadinya
pergantian beberapa spesies flora dan fauna. Kenaikan suhu akan menjadi
faktor penyeleksi alam, dimana spesies yang mampu beradaptasi akan
bertahan dan, bahkan kemungkinan akan berkembang biak dengan pesat.
Sedangkan spesies yang tidak mampu beradaptasi, akan mengalami
kepunahan. Adanya kebakaran hutan yang terjadi merupakan akibat dari
peningkatan suhu di sekitar hutan, sehingga menyebabkan rumput-rumput
dan ranting yang mengering mudah terbakar. Selain itu, kebakaran hutan
menyebabkan punahnya berbagai keanekaragaman hayati.
Peningkatan
suhu air laut mengakibatkan terjadinya pemutihan terumbu karang, dan
selanjutnya matinya terumbu karang, sebagai habitat bagi berbagai jenis
ikan. Suhu air laut yang meningkat juga memicu terjadinya migrasi ikan
yang sensitif terhadap perubahan suhu secara besar-besaran menuju ke
daerah yang lebih dingin. Peristiwa matinya terumbu karang dan migrasi
ikan, secara ekonomis, merugikan nelayan karena menurunkan hasil
tangkapan mereka.
Pertanian
Pada umumnya,
semua bentuk sistem pertanian sensitif terhadap perubahan iklim.
Perubahan iklim berakibat pada pergeseran musim dan perubahan pola curah
hujan. Hal tersebut berdampak pada pola pertanian, misalnya
keterlambatan musim tanam atau panen, kegagalan penanaman, atau panen
karena banjir, tanah longsor dan kekeringan. Sehingga akan terjadi
penurunan produksi pangan di Indonesia. Singkatnya, perubahan iklim akan
mempengaruhi ketahanan pangan nasional.
Kesehatan
Dampak
pemanasan global pada sektor ini yaitu meningkatkan frekuensi penyakit
tropis, misalnya penyakit yang ditularkan oleh nyamuk (malaria dan demam
berdarah), mewabahnya diare, penyakit kencing tikus atau leptospirasis
dan penyakit kulit. Kenaikan suhu udara akan menyebabkan masa inkubasi
nyamuk semakin pendek sehingga nyamuk makin cepat untuk berkembangbiak.
Bencana banjir yang melanda akan menyebabkan terkontaminasinya
persediaan air bersih sehingga menimbulkan wabah penyakit diare dan
penyakit leptospirosis pada masa pasca banjir. Sementara itu, kemarau
panjang akan mengakibatkan krisis air bersih sehingga berdampak
timbulnya penyakit diare dan penyakit kulit. Penyakit Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) juga menjadi ancaman seiring dengan terjadinya
kebakaran hutan.
PENGENDALIAN PEMANASAN GLOBAL
Konsumsi
total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun.
Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini
tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan
yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan
langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan.
Kerusakan yang parah dapat di atasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.
Kerusakan yang parah dapat di atasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.
- Menghilangkan karbon
Cara
yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah
dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon,
terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida
yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan
karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah
mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh
kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika
diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau
pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan
penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya
gas rumah kaca.
- Persetujuan internasional
Kerjasama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca.
0 komentar:
Posting Komentar