KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
untuk tugas mata kuliah PEREKONOMIAN INDONESIA. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu media pembelajaran.
Makalah
ini merupakan salah satu tugas mata Perekonomian Indonesia di program studi
Akuntansi fakultas Ekonomi di Universitas Esa Unggul.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Endang Ruswanti
selaku dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia dan kepada segenap pihak yang
telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Kami
menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam pembuatan makalah
ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Jakarta, 21 Maret 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………...
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang ………………………………………………………………….
1.2 Rumusan
Masalah ………………………………………………………………
1.3 Tujuan
Penulisan ………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Masa pemerintahan SBY –
Boediono …………………………………………...
2.2 Saat terjadi Krisis Financial
Dunia ……………………………………………...
2.3 Dampak terjadinya Krisis
Ekonomi Global ……………………………………..
2.4 Solusi mengatasi Krisis
Ekonomi Global oleh Pemerintah RI …………………
2.5 Perekonomian Pada Tahun 2011 ...........................……………………………...
2.6 Perekonomian Pada Tahun 2012 ...........................……………………………...
2.7
Perekonomian Pada Tahun 2013 ...........................……………………………...
2.8
Perekonomian Pada Tahun 2014 ...........................……………………………...
2.9
Perekonomian Indonesia Membaik atau Memburuk ……………................……
2.10 Keberhasilan SBY Selama Memerintah pada
Bidang Ekonomi .......................
2.11 Penyebab keberhasilan SBY …………………................................………….
2.12 Perekonomian Indonesia Pada Masa Pemerintahan
Jokowi-Jk……………...
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan ……………………………………………………………………...
Daftar Pustaka
……………………………………………………………………...
|
1
2
3
3
3
4
5
5
7
7
8
9
11
15
16
17
19
20
21
24
24
25
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Susilo
Bambang Yudhoyono yang biasa disebut SBY, dilantik sebagai presiden keenam
Republik Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2004. SBY juga merupakan presiden
Indonesia yang pertama kali berhasil melaksanakan masa pemerintahannya secara
penuh di masa reformasi ini. Pada masa pemerintahan SBY ini terdapat beberapa
kondisi dan kebijakan yang ditempuh baik dalam bidang ideologi, politik,
ketahanan dan keamanan, ekonomi, sosial, maupun budaya.
Terpilihnya
Susilo Bambang Yudhoyono atau yang terkenal dengan sebutan SBY, telah membuat
babak baru dalam perjalanan sejarah Indonesia. Beliau dilantik sebagai presiden
keenam Republik Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2004 bersama wapresnya Jusuf
Kalla yang kemudian kembali terpilih di Pemilu 2009 bersama wapresnya
Boediono. 2010 menjadi tahun yang penting bagi Indonesia. Terpilihnya
presiden baru, menandakan era baru dalam pemerintahan Indonesia. Keberhasilan
Indonesia lepas dari jeratan krisis financial global, hingga mampu menjadi satu
dari dua negara Asia yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif di tahun
2009, membangkitkan optimisme di awal tahun 2010. Optimisme perekonomian ini
yang sepatutnya dipertahankan oleh pemerintahan SBY dan menjadi landasan
pembangunan di tahun 2010.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
masa pemerintahan SBY-Boediono?
2.
Bagaimana saat
terjadinya krisis financial dunia?
3.
Apa dampak
terjadinya krisis ekonomi global bagi indonesia?
4.
Seperti
apa dan bagaimana solusi mengatasi krisis ekonomi global oleh pemerintah
republik indonesia?
5.
Seperti
apakah pemerintahan saat tahun 2011 hingga 2014 ?
6.
Apakah
perekonomian diIndonesia membaik saat pemerintahan SBY-Boediono?
7.
Apa
saja keberhasilan SBY selama memerintah pada bidang ekonomi?
8.
Bagaimana penyebab
keberhasilan presiden SBY?
9.
Bagaimana
Indonesia saat pergantian presiden dari pemerintahan SBY-Boediono dan Jokowi –
JK?
1.3 Tujuan penulisan
1.
Mengetahui
seperti apa masa pemerintahan SBY-Boediono.
2.
Mengetahui
kejadian apa yang terjadi pada masa pemerintahan SBY-Boediono seperti : krisis
financial global.
3.
Mengetahui
dampak yang terjadi saat terjadinya krisis financial global.
4.
Mengetahui
bagaimana dan seperti apa solusi mengatasi terjadinya krisis financial global.
5.
Dapat
menganalisis apakah perekonomian Indonesia membaik saat dipimpin oleh presiden
SBY.
6.
Mengetahui keberhasilan
SBY selama memerintah pada bidang ekonomi.
7. Mengetahui penyebab
keberhasilan presiden SBY.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Masa
Pemerintahan SBY – Boediono
Pemerintahan SBY-Boediono berlangsung
dari tahun 2009 - 2014. Dalam pemerintahan ini, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono bersama wakilnya, Boediono mencetuskan visi dan misi sebagai berikut
:
Visi :
TERWUJUDNYA
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL, DAN MAKMUR
1. Melanjutkan
Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera
2. Memperkuat
Pilar-Pilar Demokrasi
3. Memperkuat Dimensi
Keadilan di Semua Bidang
Misi :
MEWUJUDKAN
INDONESIA YANG LEBIH SEJAHTERA, AMAN DAN DAMAI DAN MELETAKKAN FONDASI YANG
LEBIH KUAT BAGI INDONESIA YANG ADIL DAN DEMOKRATIS.
1.
Melanjutkan Pembangunan Ekonomi Indonesia untuk
mencapai Kesejahteraan bagi seluruh Rakyat Indonesia.
2.
Melanjutkan upaya menciptakan Good Government dan Good
Corporate Governance.
3.
Demokratisasi Pembangunan dengan memberikan ruang yang
cukup untuk partisipasi dan kreativitas segenap komponen Bangsa.
4.
Melanjutkan penegakan hukum tanpa pandang bulu dan
memberantas korupsi.
5.
Belajar dari pengalaman yang lalu dan dari
negara-negara lain, maka Pembangunan Masyarakat Indonesia adalah pembangunan
yang inklusif bagi segenap komponen bangsa.
Kondisi
perekonomian Indonesia pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang
sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010, seiring
pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga
2009. Terbukti, perekonomian Indonesia mampu bertahan dari ancaman pengaruh
krisis ekonomi dan finansial yang terjadi di zona Eropa. Kinerja perekonomian
Indonesia akan terus bertambah baik, tetapi harus disesuaikan dengan kondisi
global yang sedang bergejolak. Ekonomi Indonesia akan terus berkembang, apalagi
pasar finansial, walaupun sempat terpengaruh krisis, tetapi telah membuktikan
mampu bertahan.
Sementara
itu, pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor
eksternal perekonomian Indonesia. Pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) berhasil mendobrak dan menjadi katarsis terhadap kebuntuan
tersebut. Korupsi dan kemiskinan tetap menjadi masalah di Indonesia. Namun
setelah beberapa tahun berada dalam kepemimpinan nasional yang tidak menentu,
SBY telah berhasil menciptakan kestabilan politik dan ekonomi di Indonesia.
Salah satu
penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya kebijakan
pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan utang
Negara. Perkembangan yang terjadi dalam lima tahun terakhir membawa perubahan
yang signifikan terhadap persepsi dunia mengenai Indonesia. Namun
masalah-masalah besar lain masih tetap ada. Pertama, pertumbuhan makro ekonomi
yang pesat belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat secara menyeluruh.
Walaupun Jakarta identik dengan vitalitas ekonominya yang tinggi dan kota-kota
besar lain di Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih banyak
warga Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat
mencapai 5,5-6 persen pada 2010 dan meningkat menjadi 6-6,5 persen pada 2011.
Dengan demikian prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan
semula.
Secara umum, perekonomian Indonesia
pada tahun 2010 menunjukkan prestasi yang cukup baik. Sebagai negara yang mampu
mencapai pertumbuhan positif selama masa krisis finansial
global, Indonesia semakin mendapat kepercayaan di mata dunia
Internasional. Hal ini terbukti dari meningkatnya peringkat Indonesia pada
Global Competitiveness Index 2010-2011 yang dikeluarkan oleh World Economic
Forum. Indonesia berhasil meraih peringkat 44, naik 10 peringkat dibandingkan
pada tahun 2009. Peringkat layak investasi Indonesia menurut S&P juga
mengalami peningkatan dari BB menjadi BBB. Kenaikan peringkat layak investasi
ini menunjukkan semakin dipercayanya pasar modal Indonesia di mata global.
Indikator makroekonomi Indonesia
selama tahun 2010 menunjukkan adanya perbaikan perekonomian Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil melaju pada tingkat 6,1%, sedangkan
tingkat inflasi hingga November berhasil ditahan pada level 6,33% (yoy). Hal
ini didukung oleh rendahnya tingkat suku bunga BI yang dipertahankan pada level
6,5%. Rendahnya tingkat suku bunga acuan ini menyebabkan sektor kredit mengalami
peningkatan tajam sehingga sukses memompa pertumbuhan ekonomi. Hal ini terlihat
dari meningkatnya pertumbuhan kredit yang hingga bulan oktober mencapai 19,3%
(yoy).
2.2 Saat
Terjadi Krisis Financial Dunia
A. Pengertian
Krisis Ekonomi Global
Krisis ekonomi global adalah peristiwa di mana seluruh
sektor ekonomi pasar dunia mengalami keruntuhan/degresi dan mempengaruhi sektor
lainnya di seluruh dunia. Krisis ekonomi Global terjadi karena permasalahan
ekonomi pasar di seluruh dunia yang tidak dapat dielakkan karena kebangkrutan
maupun adanya situasi ekonomi yang carut marut. Sektor yang terkena imbasan
Krisis ekonomi global adalah seluruh sektor bidang kehidupan. Namun yang paling
tampak gejalanya adalah sektor bidang ekonomi dari terkecil hingga yang
terbesar.
Sebagai contoh bahwa negara adidaya yang memegang
kendali ekonomi pasar dunia yang mengalami keruntuhan besar dari sektor
ekonominya. Peristiwa ini mengakibatkan rontoknya perusahaan keuangan dan
bank-bank besar di Negeri Paman Sam satu per satu. Bangkrutnya Lehman Brothers
langsung mengguncang bursa saham di seluruh dunia. Bursa saham di kawasan Asia
seperti di Jepang, Hongkong, China, Asutralia, Singapura, India, Taiwan dan
Korea Selatan, mengalami penurunan drastis 7 sd 10 persen. Termasuk bursa saham
di kawasan Timur Tengah, Rusia, Eropa, Amerika Selatan dan Amerika Utara. Tak
terkecuali di AS sendiri, Para investor di Bursa Wall Street mengalami kerugian
besar.
Cara mengatasi permasalah Krisis ekonomi bagi
masyarakat adalah lebih selektif dalam memenuhi kebutuhan dan bersikap
kooperatif bersama pemerintah dan sebaliknya dari pemerintah untuk lebih sigap
dalam situasi masyarakat.
2.3 Dampak
Terjadinya Krisis Ekonomi Global Bagi Indonesia
Krisis ekonomi yang sedang dialami oleh beberapa negara
besar di dunia diantaranya AS secara tidak langsung mempengaruhi perekonomian
di Indonesia. Maka dari itu pemerintah harus waspada dan antisipatif,
karena resesi ekonomi AS kemungkinan semakin parah sehingga bisa berdampak
hebat terhadap kehidupan ekonomi di dalam negeri
Krisis ekonomi global bisa diumpamakan sebagai deretan
kartu domino yang diatur sejajar, jika pemain utamanya terjatuh maka akan
membawa dampak buruk terhadap yang lainnya (efek domino). Celakanya, kalau
negara-negara berkembang yang terkena krisis ekonomi, lembaga-lembaga keuangan
internasional cenderung lepas tangan. Akibatnya, krisis yang terjadi bisa
sangat parah dan potensial mengimbas ke wilayah lain.
Warung-warung di pelosok Jakarta kini bertumbangan ke
jurang kebangkrutan. Itu sebagai bukti bahwa rakyat kebanyakan sudah tak
berbelanja lagi. Sementara lapisan atas justru berbelanja keperluan sehari-hari
ke pasar-pasar modern milik pengusaha besar. Ini menyebabkan kefailitan raksasa
bagi dunia bisnis.
Saat ini dampak resesi ekonomi global yang paling
dirasakan adalah pada masyarakat menengah ke atas, terlebih mereka yang bermain
saham, valuta asing dan investasi emas.
Dari pantauan media di sejumlah pasar di tanah air,
sejak BEJ melakukan suspend pada Jum’at (10/10/11) , harga bahan-bahan pangan
mulai merangkak naik. Jika sudah begini, masyarakat bawah yang paling merasakan
dampaknya.
Selain itu, kenaikan harga bahan baku di sektor
properti akibat pengaruh krisis ekonomi global, sangat mungkin terjadi. Seperti
di kutip dari Antara.co.id, Wakil Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI)
Jawa Tengah, Adib Adjiputra, di Solo, beberapa waktu lalu mengatakan, harga
bahan baku yang diproduksi di dalam negeri maupun luar negeri, berpotensi
terpengaruh oleh krisis ekonomi ini.
Harga bahan baku seperti besi, keramik, semen dan
sejumlah aksesori rumah lainnya yang berasal dari industri manufaktur, kata
dia, sangat rentan mengalami kenaikan.
Kenaikan bahan baku akibat dampak krisis ekonomi ini
akan semakin menyulitkan sektor properti, setelah sebelumnya juga diterpa
kenaikan harga bahan baku akibat kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
2.4 Beberapa
Solusi Mengatasi Krisis Ekonomi Global Oleh Pemerintah Republik Indonesia
Presiden menegaskan 10 langkah yang harus ditempuh semua pihak untuk menghadapi
krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat (AS), sehingga tidak berdampak
buruk terhadap pembangunan nasional.
1.
Presiden mengajak semua pihak dalam menghadapi krisis
global harus terus memupuk rasa optimisme dan saling bekerjasama sehingga bisa
tetap menjagar kepercayaan masyarakat.
2. Pertumbuhan
ekonomi sebesar enam persen harus terus dipertahankan antara lain dengan terus
mencari peluang ekspor dan investasi serta mengembangkan perekonomian domestik.
3. Optimalisasi
APBN 2009 untuk terus memacu pertumbuhan dengan tetap memperhatikan `social
safety net` dengan sejumlah hal yang harus diperhatikan yaitu infrastruktur,
alokasi penanganan kemiskinan, ketersediaan listrik serta pangan dan BBM. Untuk
itu perlu dilakukan efisiensi penggunaan anggaran APBN maupun APBD khususnya
untuk peruntukan konsumtif.
4. Ajakan pada
kalangan dunia usaha untuk tetap mendorong sektor riil dapat bergerak. Bila itu
dapat dilakukan maka pajak dan penerimaan negara bisa terjaga dan juga tenaga
kerja dapat terjaga. Sementara Bank Indonesia dan perbankan nasional harus
membangun sistem agar kredit bisa mendorong sektor riil. Di samping itu, masih
menurut Kepala Negara, pemerintah akan menjalankan kewajibannya untuk
memberikan insentif dan kemudahan secara proporsional.
5. Semua pihak
lebih kreatif menangkap peluang di masa krisis antara lain dengan mengembangkan
pasar di negara-negara tetangga di kawasan Asia yang tidak secara langsung
terkena pengaruh krisis keuangan AS.
6. Menggalakkan
kembali penggunaan produk dalam negeri sehingga pasar domestik akan bertambah
kuat.
7. Perlunya
penguatan kerjasama lintas sektor antara pemerintah, Bank Indonesia, dunia
perbankan serta sektor swasta.
8. Semua
kalangan diharapkan untuk menghindari sikap ego-sentris dan memandang remeh
masalah yang dihadapi.
9. Mengingat
tahun 2009 merupakan tahun politik dan tahun pemilu, kaitannya dengan upaya
menghadapi krisis keuangan AS adalah memiliki pandangan politik yang non
partisan, serta mengedepankan kepentingan rakyat di atas kepentingan golongan
maupun pribadi termasuk dalam kebijakan-kebijakan politik.
10.
Presiden meminta semua pihak melakukan komunikasi yang
tepat dan baik pada masyarakat. Tak hanya pemerintah dan kalangan pengusaha,
serta perbankan, Kepala Negara juga memandang peran pers dalam hal ini sangat
penting karena memiliki akses informasi pada masyarakat.
2.5
Perekonomian Pada Tahun 2011
Dengan berbagai pencapaian dan
permasalahan yang dihadapi perekonomian Indonesia, tentunya kita masih tetap
harus optimis dalam menyongsong tahun 2011. Untuk menatap 2011 dengan
optimismis, setidaknya ada dua perkerjaan rumah yang harus dilakukan oleh
pemerintah, yaitu :
A. Perbaikan
Infrastruktur
Perbaikan infrastruktur menjadi
kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepan. Kondisi infrastruktur Indonesia
saat ini masih sangat menyedihkan. Global Competitivness report menempatkan
kualitas infrastruktur Indoneisa pada peringkat 82, jauh tertinggal oleh
negara-negara di kawasan Asia Tenggara seperti Brunei Darussalam (52), Malaysia
(30), Thailand (35), dan Sinagpura (5). Hal ini menjadi pekerjaan rumah besar
untuk pemerintah Indonesia.
Salah satu solusi untuk
menyelesaikan permasalahan infrastruktur Indonesia adalah dengan menggunakan
skema PPP (public private partnership) dalam pembiayaan infrastruktur.
Mekanisme PPP atau di Indonesia disebut KPS (kerjasama pemerintah swasta)
adalah mekanisme kerjasama jangka panjang antara pemerintah dan swasta dalam
menjalankan proyek infrstruktur. Menurut Yong (2010) mekanisme PPP membantu
pemerintah dalam mempercepat pembangunan infrastruktur. Selama ini pemerintah
mengalami budget constrain ketika ingin mengembangkan infrastruktur. Melalui
mekanisme PPP, pemerintah akan mendapat bantuan pendanaan dan pembagian resiko
bersama pihak swasta. Di Indonesia, PPP sudah mulai banyak digunakan. Setidaknya
sudah ada 70 proyek infrastruktur yang sudah beroperasi yang memakai mekanisme
PPP. Dengan semakin banyaknya proyek dengan mekanisme PPP, diharapkan
akselerasi pertumbuhan infrastruktur Indonesia akan semakin cepat.
B. Kualitas
pertumbuhan ekonomi
Kualitas pertumbuhan ekonomi
Indonesia saat ini masih rendah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia memang cukup
tinggi, akan tetapi efek masyarakatnya terlalu rendah. Setap satu persen
pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya menyerap 250 ribu tenaga kerja baru. Hal
ini yang menyebabkan masih tingginya tingkat pengangguran. Selain itu,
pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bergantung pada sektor non-tradable, yang
notabane nya penyerapan tenaga kerjanya kecil. Pada kwartal IV 2010,
pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi mencapai 13,6%. Bandingkan
dengan pertumbuhan sektor pertanian yang merangkak pada angka 1,6%, padahal
mayoritas masyarakat Indonesia bekerja pada sektor pertanian. Pertumbuhan
sektor tradable, seperti industri dan pertambangan justru stagnan pada level
dibawah 5%. Hal ini berbanding terbalik dengan pertumbuhan sektor non-tradable
yang mencapai di atas 6%. Jika melihat data-data tersebut, wajar apabila
tingkat pengangguran dan kemiskinan Indonesia masih sangatlah tinggi. Sektor
perekonomian Indonesia yang tumbuh hanyalah sektor yang cenderung padat modal
bukan padat karya.
Menjadi suatu pekerjaan rumah untuk
pemerintah untuk memperbaiki kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah
satunya caranya adalah dengan memperkuat kembali industri nasional, terutama di
sektor manufaktur dan agroindustri. Reindustrialisasi ini bisa dilakukan dengan
menyokong pertumbuhan industri nasional melalui perbaikan infrastruktur,
perbaikan birokrasi, dan pemberian bantuan modal bagi industri yang
membutuhkan.
Rasio utang
terhadap PDB sebesar 0,25 persen, cadangan devisa 110 miliar dolar AS, bunga
dasar 6 persen dan defisit anggaran kurang dari 2 persen terhadap PDB
menunjukkan kekuatan dan stabilitas ekonomi Indonesia pada 2011.
“Pendapatan
Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2011 yang mencapai 700 miliar dolar AS
membuat Indonesia terdaftar sebagai anggota G-20 (negara-negara dengan volume
ekonomi terbesar di dunia),” ujar Husni.
Di samping
itu, selama tujuh tahun terakhir angka kemiskinan di Indonesia terus menurun.
“Secara
keseluruhan, jumlah penduduk miskin Indonesia turun dari 36,1 juta orang atau
16,66 persen dari total penduduk pada Februari 2004 menjadi 29,9 juta orang
atau 12,36 persen dari total penduduk pada September 2011,” kata Husni.
Bila menghadapi awal tahun 2011 yang
lalu tercatat sembilan tantangan dan resiko domestik yang perlu diantisipasi,
yaitu :
1. Tantangan atas kemungkinan terjadinya
gelembung nilai aset (asset bubble) dan inflasi karena kurangnya daya serap
ekonomi nasional terhadap masuknya modal asing, termasuk yang jangka pendek.
2. Risiko terhentinya arus modal masuk.
3. Terjadinya penarikan kembali modal
masuk dalam jumlah besar.
4. Subsidi energi dan alokasi yang tidak
efisien.
5. Risiko inflasi oleh komponen makanan,
pendidikan dan ekspektasi.
6. Tantangan infrastruktur dan
transportasi yang kurang memadai.
7. Peningkatan daya saing dan kualitas
tenaga terdidik, daya serap atau belanja pemerintah, risiko terkait politik dah
hokum.
8. Terkait perubahan iklim, bencana alam.
9. Krisis keuangan.
2.6 Perekonomian
Pada Tahun 2012
Untuk menghadapi tahun 2012 ini
Presiden instruksikan jajaran pemerintah untuk menjaga sektor riil di tengah
situasi krisis global dan melemahnya volume ekspor Indonesia ke luar negeri.
Sektor riil dikatakan dapat menjadi penopang utama perekonomian Indonesia.
Sektor riil yang bagus mencegah dampak pemutusan hubungan kerja. Belanja modal
dan belanja barang pada tahun anggaran 2011 harus lebih dioptimalkan, belanja
pemerintah dapat turut membuat perekonomian di Indonesia berjalan. Saat ini,
realisasi belanja pemerintah hingga 30 November ini mencapai 71 persen.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun
2012 diperkirakan akan melaju pada kisaran 6,3 persen – 6,7 persen dan inflasi diperkirakan dapat berada di
kisaran sasaran 4,5% ± 1%. Prospek perekonomian
Indonesia di tahun 2012 diperkirakan masih kuat, namun masih yada resiko yang berasal dari
pelemahan ekonomi global masih tinggi.Pertumbuhan ekonomi terutama sumber
dari peekonomian domestic dengan peran prestasi yang semakin meningkat. Pasar
domestik yang besar, terjaganya
stabilitas makroekonomi, suku bunga yang rendah, perbaikan iklim investasi
dan status investment grade merupakan factor pendorong tingginya pertumbuhan
investasi ke depan. Di tahun 2012 diyakini dapat kembali berada di tengah diperkisaran.
Dalam jangka menengah, dengan perekonomian dunia yang diperkirakan akan membaik
dan kebijakan structural yang terus dilakukan khususnya dibidang investasi dan
infrastruktur, pertumbuhan ekonomi Indonesia mempunyai prospek untuk tumbuh lebih
tinggi dan berkesinambungan dengan stabilitas makroekonomi yang terjaga.
Perekonomian nasional diperkirakan akan tumbuh mencapai 6,6% - 7,4% dan inflasi
yang semakin menurun dan menuju 4,0 ± 1 % pada tahun 2016. Namun bila tiga
penyakit bangsa bisa diatasi seperti korupsi, inefisiensi birokrasi dan soal
infrastruktur, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih tinggi lagi,” kata
Ketua Komite Ekonomi Indonesia (KEN) Chairul Tanjung.
Perekonomian
Dunia yang belakangan ini tidak menentu membuat sejumlah Negara maju menjadi
was – was, terutama untuk kawasan Eropa. Bank Indonesia (BI) mencatat
pertumbuhan ekonomi dunia pada 2012 diperkirakan menjadi 3,3 persen. Angka ini
lebih rendah dari perkiraan sebelumnya 3,7 persen.
“Penyelesaian
krisis yang dialami negara-negara Eropa, terkait utang dan defisit fiskal,
masih akan memakan waktu dan ketidakpastian,” papar Kepala Biro Humas BI Difi A
Johansyah, di Gedung BI, Jakarta, Kamis (9/2/2012).
Sementara
pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) masih lemah. Hal tersebut pada
perdagangan global yang menurun dan berpengaruh kepada kinerja ekonomi
negara-negara emerging market termasuk Indonesia. Aktifitas ekonomi global yang
melemah, harga komoditas global non-energi cenderung menurun dan disertai
dengan penurunan tekanan inflasi global. Direktur Pelaksana IMF Christine
Lagarde mengatakan bahwa lembaga keuangan internasional yang berbasis di
Washington itu hampir pasti akan menurunkan porkas pertumbuhan dunia 2012
karena krisis hutang zona euro. Di dalam laporan Perkembangan Ekonomi Dunianya
September lalu, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global 4% untuk 2012.
Karena
krisis hutang di zona euro semakin memburuk dan kebijakan negara-negara ekonomi
maju utama semakin tidak jelas, prospek ekonomi dunia nampaknya semakin kurang
optimistis. Setelah menghadapi krisis hutang zona euro selama dua tahun
terakhir, ekonomi Jerman menghadapi risiko resesi karena dunia bisnis yang
gelisah menahan investasinya dan ekspor menjadi lemah. “Ini memang bukan
resesi klasik. Kita sedang menghadapi keadaan yang benar-benar tidak pasti
akibat krisis zona euro yang akan memberatkan investasi dan perdagangan,” kata
Felix Huefner, ekonom OECD di Paris yang mengikuti terus perkembangan Jerman.
Sementara
itu, ekonomi Italia yang menciut dalam kuartal ketiga membuat negara itu berada
dalam keadaan menuju resesi berkepanjangan akibat tuntutan penghematan
habis-habisan untuk mengatasi beban hutangnya.
IMF
menyerukan diambilnya langkah-langkah lebih jauh dalam menghadapi berbagai
tantangan agar terhindar dari krisis global berikutnya. “Jika tidak berbuat
apa-apa, jelas akan terjadi krisis dan dengan kondisi yang semakin menyangsikan
ini, keadaan akan semakin memburuk di semua negara di dunia yang akan mengalami
akibatnya tanpa kecuali,” kata Lagarde. Blanchard yang mengatakan bahwa
“kebijakan-kebijakan sepihak dan tak sempurna hanya akan membuat keadaan lebih
buruk,” memperingatkan, “mengembalikan pemulihan jauh lebih sulit dari setahun
lalu.” Diperlukan kebijakan berani dan lebih tegas, termasuk rencana
konsolidasi fiskal yang kredibel namun realistis, persediaan likuiditas,
penerapan rencana-rencana yang sudah diumumkan, dan lebih banyak kolaborasi
efektif di kalangan semua yang terlibat, katanya.
Kendati
demikian, krisis Eropa dan Amerika Serikat (AS) dinilai tidak akan berdampak ke
Indonesia. Kondisi perekonomian di Tanah Air sepanjang 2011 bisa dibilang kuat
dan stabil, sehingga bisa dipastikan ekonomi Indonesia pada 2012 siap lepas
landas,” kata Husni dalam diskusi ekonomi bersama Financial Reform Institute di
Cikini, Jakarta, Selasa 17 Januari 2012. Pengamat ekonomi sekaligus
Direktur Keuangan Financial Reform Institute Muhammad Husni Thamrin menyatakan,
perekonomian Indonesia pada 2012 siap untuk lepas landas.
Hal ini
tidak lepas dari terus meningkatnya tingkat Produksi Domestik Bruto seperti
yang dikatakan oleh Menteri BUMN, Dahlan Iskan. “Tahun lalu (2011) ekonomi kita
telah mengalahkan Belanda, tahun ini (2012) kita harus bisa melampaui ekonomi
Spanyol,” tegasnya. PDB Indonesia pada akhir 2011 menembus 800 miliar
dolar AS, berarti mengalahkan ekonomi Belanda yang mencapai 700 miliar dolar
AS. Melihat pertumbuhan ekonomi nasional yang terus positif di
atas 6 persen per tahun, bukan hal yang mustahil Indonesia dapat disejajarkan
dengan ekonomi negara-negara maju dalam beberapa tahun ke depan.
Kembali
kepada pernyataan dari Husni, Kondisi perekonomian di Tanah Air sepanjang
2011 bisa dibilang kuat dan stabil, sehingga bisa dipastikan ekonomi Indonesia
pada 2012 siap lepas landas. Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang
2011 mencapai 6,5 persen dengan inflasi sebesar 3,79 persen. Hal ini
sesuai data yang di dapat dari IMF ( International Monetary Financial ). Dana
Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2012
sebesar kurang lebih 6,3%, jauh di bawah target pemerintah 6,7% akibat
perlambatan ekspor. Namun, lembaga keuangan internasional ini menaikkan
proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi 6,4% dari prediksi
sebelumnya 6,2%. Proyeksi pertumbuhan 2011 juga masih lebih rendah dibandingkan
target pemerintah yang sebesar 6,5%. Namun, Angka tersebut menjadikan Indonesia
sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di ASEAN serta negara
dengan angka inflasi terendah se-Asia Pasifik,” kata Husni.
Pendidikan
merupakan hal mendasar. Pendidikanlah yang menentukan kualitas sumber daya
manusia. Kebijakan dalam bidang pendidikan diterapkan oleh kepemimpinan SBY,
diantaranya adalah
1. Meningkatkan
anggaran pendidikan menjadi 20% dari keseluruhan APBN.
2. Meneruskan
dan mengefektifkan program rehabilitasi gedung sekolah yang sudah dimulai pada
periode 2004-2009, sehingga terbangun fasilitas pendidikan yang memadai dan
bermutu dengan memperbaiki dan menambah prasarana fisik sekolah, serta
penggunaan teknologi informatika dalam proses pengajaran yang akan menunjang
proses belajar dan mengajar agar lebih efektif dan berkualitas.
3. Pemanfaatan
alokasi anggaran minimal 20 persen dari APBN untuk memastikan pemantapan
pendidikan gratis dan terjangkau untuk pendidikan dasar 9 tahun dan dilanjutkan
secara bertahap pada tingkatan pendidikan lanjutan di tingkat SMA.
4. Perbaikan
secara fundamental kualitas kurikulum dan penyediaan buku-buku yang berkualitas
agar makin mencerdaskan siswa dan membentuk karakter siswa yang beriman,
berilmu, kreatif, inovatif, jujur, dedikatif, bertanggung jawab, dan suka
bekerja keras.
5. Meneruskan
perbaikan kualitas guru, dosen serta peneliti agar menjadi pilar pendidikan
yang mencerdaskan bangsa, mampu menciptakan lingkungan yang inovatif, serta
mampu menularkan kualitas intelektual yang tinggi, bermutu, dan terus
berkembang kepada anak didiknya. Selain program sertifikasi guru untuk menjaga
mutu.
6. Akan
ditingkatkan program pendidikan dan pelatihan bagi para guru termasuk program
pendidikan bergelar bagi para guru agar sesuai dengan bidang pelajaran yang
diajarkan dan semakin bermutu dalam memberikan pengajaran pada siswa.
7. Memperbaiki
remunerasi guru.
8. melanjutkan
upaya perbaikan penghasilan kepada guru, dosen, dan para peneliti.
9. Memperluas
penerapan dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk
mendukung kinerja penyelenggaraan pembangunan di bidang pendidikan.
10. Mendorong
partisipasi masyarakat (terutama orang tua murid) dalam menciptakan kebijakan
dan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan aspirasi dan
tantangan jaman saat ini dan kedepan.
11. Mengurangi
kesenjangan dalam akses pendidikan dan kualitas pendidikan, baik pada keluarga
berpenghasilan rendah maupun daerah yang tertinggal.
12. Pemberiaan
program beasiswa serta pelaksanaan dan perluasan Program Keluarga Harapan
(PKH), serta memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga miskin dengan syarat
mereka mengirimkan anaknya ke bangku sekolah.
Pada
pemerintahan SBY kebijakan yang dilakukan adalah mengurangi subsidi Negara Indonesia,
atau menaikkan harga Bahan Bahan Minyak (BBM), kebijakan bantuan langsung tunai
kepada rakyat miskin akan tetapi bantuan tersebut diberhentikan sampai pada
tangan rakyat atau masyarakat yang membutuhkan, kebijakan menyalurkan bantuan
dana BOS kepada sarana pendidikan yang ada di Negara Indonesia. Akan tetapi
pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam perekonomian Indonesia
terdapat masalah dalam kasus Bank Century yang sampai saat ini belum
terselesaikan bahkan sampai mengeluarkan biaya 93 miliar untuk menyelesaikan
kasus Bank Century ini.
2.7
Perekonomian Pada Tahun 2013
Perekonomian
Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh lebih tinggi, namun sejumlah
resiko dan tantangan perlu diantisipasi. Sejalan dengan membaiknya perekonomian
dunia, perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh sebesar 6,3-6,8 % dengan
inflasi tetap terjaga sesuai dengan sasaran Bank Indonesia tersebar 4 1%. Permintaan domestic
diperkirakan tetep menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi,
namun sejumlah tantangan dan resiko perlu diantisipasi untuk menjaga
stabilitas ekonomi makro dan system keuangan. Yaitu :
1. konsumsi BBM
yang terus meningkat di tengah menurunnya produksi produksi Migas dan beban
subsidi sehingga semakin menambah tekanan terhadap kesimbungan fiscal dan
deficit transaksi yang berjalan.
2. struktur
perekonomian dengan ketergantungan impor yang tinggi khususnya untuk barang
modal dan bahan baku, dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerentanan terhadap
keseimbangan eksternal ketika kegiatan investasi terus mengalami peningkatan.
Dengan latar
belakang tersebut, kebijakan bank Indonesia di arahkan pada upaya
pencapainya kesimbunagn internal dan ekternal. Dalam hubungan ini kebijakan BI
diarahkan untuk mencapi sasaran inflasi dan menjaga kesimbunagan neraca
pembayaran. Arah kebijakan tersebut akan dilakukan melalui lima pilar
bauran kebijakan, yaitu :
1. Kebijakan
moneter akan ditempuh secara konsisten untuk mengarahkan inflasi tetap terjaga
dalam kisaran sasaran yang ditetapkan.
2. Kebijakan
nilai tukar akan diarahkan untuk menjaga pergerakan rupiah sesuai dengan
kondisi fundamentalnya.
3. Kebijakan
Makroprudensial diarahkan untuk menjaga kestabilan system keuangan.
4. Penguatan
strategi komunikasi kebijakan bank Indonesia.
5. Penguatan
koordinasi bank Indonesia dan pemerintahan dalam mendukung pengelolahan ekonomi
makro dan stabilitas system keuangan.
Berikut
adalah empat poin utama dari paket kebijakan ala Presiden SBY pada tahun 2013 lalu :
1. Pemberlakuan
potongan/pengurangan pajak bagi industri padat karya yang mampu mengekspor
minimal 30% produksinya
2. Ekspor bijih
mineral, yang sebelumnya dilarang sama sekali, sekarang dibolehkan asalkan
pihak perusahaan memenuhi syarat-syarat tertentu.
3. Meningkatkan
porsi penggunaan campuran biodiesel dalam solar, sehingga diharapkan akan
menekan impor bahan bakar minyak jenis solar, dan
4. Menaikkan
pajak untuk impor barang mewah, dari tadinya 75% menjadi maksimal 150%.
Berdasarkan
keempat poin diatas, maka jelas sekali bahwa tujuan Pemerintah ketika itu
adalah untuk meningkatkan ekspor (poin 1 dan 2), selagi diwaktu yang bersamaan
menekan impor (poin 3 dan 4), sehingga defisit perdagangan yang ketika itu
terjadi diharapkan tidak akan terjadi lagi. Paket kebijakan diatas masih
menyentuh akar permasalahan dari defisit tersebut, yakni penurunan harga
komoditas CPO dan batubara yang merupakan andalan ekspor Indonesia, dan
peningkatan impor peralatan dan mesin-mesin industri. Dan sayangnya bahkan
sampai hari ini harga CPO dan batubara masih belum pulih kembali. Alhasil, berdasarkan
data ekspor impor terakhir dari BPS, sepanjang tahun 2014 Indonesia masih
mengalami defisit neraca ekspor impor sebesar US$ 1.9 milyar. Kabar buruknya,
angka pertumbuhan ekonomi juga terus turun hingga sekarang tinggal 5.0% pada
Kuartal III 2014, dimana jika trend-nya begini terus, maka pada Kuartal
berikutnya angka pertumbuhan ekonomi tersebut kemungkinan bakal turun lagi.
Pada tahun
2013 adalah tahun penuh dengan perubahan dan tatangan bagi perekonomian
Indonesia. Di tengah masalah structural yang belum terselesaikan, perubahan
kondisi ekonomi global di tahun 2013 memunculkan ancaman terhadap stabilitas
makro ekonomi dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi. Respons bauran kebijkan
yang ditempuh bank Indonesia dan pemerintahan ini mampu mendorong ekonomi
bergerak ketingkat yang lebih seimbang dan mengembalikan stabilitas makro
ekonomi. Perekonomian Indonesia diperkirakan lebih baik, meskipun
berbagai risiko perlu terus diantisipasi. Di tahun 2014 kebijakan bank
Indonesia akan tetap focus pada upaya menjaga stabilitas makro ekonomi. Upaya-
upaya ini tetap harus didukung oleh percepatan reformasi structural dalam
rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
2.8
Perekonomian Pada Tahun 2014
Pada tahun
2014 yang baru berlalu ternyata kembali menjadi tahun yang penuh
tantangan bagi perekonomian Indonesia. Kondisi ekonomi global tidak
secerah prakiraan semula. Pemulihan memang harus berlangsung di
berbagai ekonomi utama dunia, namun dengan kecepatan yang tidak sesuai dengan
harapan dan tidak merata. Harga komoditas dunia pun terus melemah karena
permintaan belum cukup kuat, khususnya dari Tiongkok. Di sector keuangan
ketidakpastian kebijakan the fed telah meningkatkan kerentanan dan volatilitas
di pasar keuangan dunia. Berbagai Negara berkembang (emerging market), kita
turut merasakan adanya pergeseran arus modal asing luar dari Indonesia. Selain
itu, kita juga dapat mengamati adanya divergensi kebijakan moneter di Negara
–negara maju. Berbeda dengan the fed yang berencana melakukan normalisasi kebijkan
moneter, bank sentral jepang dan eropa masih perlu menempuh kebijakan moneter
yang sangat akomodatif.
Problemnya
adalah, terkait ‘akar permasalahan’ tadi, Pemerintah tentunya tidak bisa
mengendalikan harga komoditas di pasar internasional, dan Pemerintah juga tidak
bisa begitu saja menghentikan impor mesin-mesin industri, karena itu akan
mematikan industri itu sendiri (sehingga dalam hal ini kita juga tidak bisa
menyalahkan Pemerintah pada tahun 2013 lalu hanya karena kebijakannya tidak
‘menyentuh akar permasalahan’, karena mungkin memang hanya itu yang bisa
dilakukan).
Diluar
masalah defisit neraca perdagangan, ingat pula bahwa pertumbuhan ekonomi tidak
semata didorong oleh meningkatnya ekspor dan menurunnya impor, melainkan juga
didorong oleh meningkatnya :
a. Belanja
pemerintah
b. Konsumsi
c. Investasi
Pemerintah
tentunya punya banyak opsi untuk meningkatkan ketiga hal tersebut, tinggal
pilih yang mana yang bisa diimplementasikan dalam waktu dekat.
2.9 Perekonomian
Indonesia Membaik atau Memburuk
Walaupun dunia terus mengalami
krisis, apalagi negara-negara panik menghadapi krisis ekonomi yang menimpa
negara mereka. Indonesia di perkirarakan tidak kena imbas krisis ekonomi dari
negara-negara eropa tetapi harus tetap waspada. Ada sejumlah tantangan dan
risiko di tingkat domestik dan global yang tetap perlu diantisipasi. Optimisme
terjadi tapi ada tantangan-tantangan baik domestik maupun global.
Ada lima tantangan dan risiko global
yang dicatat KEN (Komite Ekonomi Nasional),yaitu :
1. Pemulihan ekonomi negara maju yang
masih akan lama karena persoalan struktural serta persoalan geopolitik dan
geoekonomi G-20
2. Penyelesaian persoalan
ketidakseimbangan ekonomi dunia, perang kurs dan potensi perang Korea.
3. Kebijakan banjir likuiditas Amerika
Serikat Quantitative Easing yang diambil dalam rangka menyelamatkan diri
sendiri.
4. Dilema perang kurs.
5. Risiko gagal bayar hutang
negara-negara Eropa.
Selama ini pertumbuhan ekonomi
nasional banyak ditopang oleh hasil sumber daya alam dan konsumsi domestik.
Sementara pembangunan infrastruktur di Indonesia masih jauh tertinggal.
Sebaliknya ekonomi China bisa tumbuh tinggi karena pembangunan infrastrukturnya
berlangsung massif.
Gejolak di pasar keuangan dunia dan
resesi di kawasan Eropa berpotensi mengganggu perekonomian Indonesia.
Pertumbuhan ekspor diperkirakan akan menurun akibat pelemahan permintaan barang
dari negara maju seperti Eropa dan Amerika. Akibat melambatnya pertumbuhan
ekonomi global, ujar Chairul, pertumbuhan ekspor akan melambat dari sekitar 15
persen menjadi 10 persen. Untuk memacu pertumbuhan domestik, pemerintah harus
dapat meningkatkan penyerapan anggaran belanjanya.
Mengutip Opini Ahmad Erani Yustika
dalam Jawa Pos Selasa, 27 Desember 2011 tersebut mengatakan pemerintah dan
lembaga multilateral mungkin mempunyai pandangan sederhana, rasio ekspor
nasional terhadap PBD tidak terlalu besar (sekitar 28 % saja) sehingga dampak
krisis global lewat jalur perdagangan tidak akan menimbulkan banyak guncangan
ekonomi. Pemerintah masih bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi dari sumber lain,
yakni pengeluaran pemerintah (APBN), konsumsi domestik (rumah tangga), dan
investasi.
Namun, langkah pemerintah tidak
mungkin semudah membalik telapak tangannya. Sekarang ini masih banyak rakyat
Indonesia yang terlantar dan tidak terurus, ditambah lagi semakin kecilnya
minat masyarakat untuk datang ke pasar tradisional karena menjamurnya
supermarket yang mulai masuk ke daerah-daerah. Secara tidak langsung
pasar-pasar modern sudah mengancam eksistensi pasar tradisonal. Apa yang
ditakutkan dari menjamurnya supermarket saat ini?. Ketakutannya adalah matinya
pasar tradisional dan meningkatnya pengangguran. Sekarang bisa dibayangkan saja
berapa banyak pekerja yang ada di pasar-pasar tradisional dan sejumlah
orang yang akan kehilangan lapangan pekerjaan, Padahal pasar tradisional juga
ikut berperan dalam mengerakkan ekonomi Indonesia.
Inilah yang perlu dicermati :Kenerja
Pemerintah Belum Maksimal
Sebelum mengatakan perekonomian
Indonesia akan cerah pada tahun 2012 pemerintah sebaiknya melihat kembali
bagaimana kinerja mereka. Misalnya dalam hal kemiskinan absolut turun (tetapi jumlah penduduk miskin dan
hampir miskin bertambah), pengganguran menurun namun proporsi pekerja sektor
informal terus bertambah, dan ketimpangan pendapatan semakin menganga (Pada
2010 ratio mencapai 0,38, rekor tertinggi dalam periode modernisasi ekonomi
Indonesia).
Dari data di atas pemerintah harus
cermat membenahi sisi-sisi itu. Bagaimana caranya supaya beberapa hal yang
masih menjadi kelemahan itu tertutup. Seperti masalah pengangguran yang belum
maksimal dalam penanganannya. Ada beberapa cara untuk pemerintah mengurangi
pengangguran di Indonesia. Pemerintah bisa cermat melihat program-program
perusahaan yang bergerak di bidang kewirausahaan. Jika pemerintah bisa
memanfaatkan perusahaan ini dengan baik otomatis pemerintah tidak perlu
repot-repot mengeluarkan banyak modal untuk membuat program terkait.
Meskipun pemerintah mengklaim bahwa
ekonomi kita sekarang ini sudah menuju modernisasi, sebenarnya dalam banyak hal
ekonomi nasional masih primitif. Kegiatan ekonomi (ekspor misalnya) banyak
bertumpu pada komoditas bahan mentah sehingga tidak hanya kehilangan kesempatan
menciptakan nilai tambah, tetapi juga kesulitan menciptakan lapangan kerja.
Kasus kelapa sawit misalnya kurang lebih hanya diolah untuk membuat 40 jenis
komoditas olahan. Padahal, Malaysia sudah mencapai seratus jenis. Itu juga
terjadi pada kasus di subsektor perikanan, pertanian, kehutanan, pertambangan,
dan lain sebagainya.
Seandainya strategi hilirisasi
komoditas bahan mentah tersebut dilakukan secara eksesif melalui pembentukan
“Pohom Industri”, sebagian besar masalah ekonomi akan terselesaikan. Jika
tiga hal itu saja mulai dicicil tah un depan, yakinlah bahwa pertumbuhan
ekonomi bukanlah isu yang penting lagi.
Pemerintah Indonesia pasti memiliki
progress yang bagus. Namun, Rakyat Indonesia tidak butuh hanya sekadar
keoptimisan saja, namun buktinya. Jika pemerintah bisa menjaga ekonomi
Indonesia 2012 tetap cerah maka pemerintah Indonesia sudah selangkah lebih
maju. Tetap semangat untuk Indonesia yang lebih baik dan masa depan cerah
generasi Indonesia.
Jadi, meskipun banyak yang berkata
perekonomian indonesia mulai merangkak naik, tapi sebenarnya itu belum terbukti
nyatanya pengangguran di Indonesia belum terselesaikan dengan baik. Masih
banyak pengangguran dimana-mana. Lalu hasil alam yang seharusnya di olah oleh
Indonesia belum menghasilkan saham yang dapat menutupi ungkapan bahwa
perekonomian Indonesia mulai naik. Pemerintah harusnya memikirkan pada rakyat
yang pengangguran jangan hanya memikirkan uang gaji yang diperolehnya. Banyak
solusi yang dibicarakan oleh petinggi petinggi di Indonesia maupun orang-orang
yang berkecimpung dalam bidang ekonomi, tapi solusi tersebut tidak di gubris
oleh pemerintah, solusi tersebut hanyalah seperti angin yang berlalu, sebentar
membuat gembira tapi selanjutnya tak menggembirakan lagi.
2.10
Keberhasilan SBY selama memerintah pada bidang Ekonomi
Saat membuka
Rapat Kerja tentang Pelaksanaan Program Pembangunan 2011 di Jakarta Convention
Center, Senin (10/1/2011), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dengan
mantap memaparkan 10 capaian (keberhasilan pemerintah pada tahun 2010 tersebut.
1.Ekonomi
terus tumbuh dan berkembang dengan fundamental yang semakin kuat pada 2010. Hal
ini, antara lain, tercermin dengan indeks harga saham gabungan Indonesia yang
terus membaik, daya saing Indonesia di tingkat dunia yang tinggi, nilai ekspor,
investasi, dan cadangan devisa yang terus membaik.
2.Sejumlah
indikator kesejahteraan rakyat mengalami kemajuan penting. Dunia memberikan
penilaian pada Top Ten Movers, istilahnya prestasi Indonesia dan 9 negara yang
lain di bidang pendidikan, kesehatan, dan peningkatan penghasilan penduduk
kita.
3.Stabilitas
politik terjaga dan kehidupan demokrasi makin berkembang. Check and balances
antara pemerintah pusat, DPR dan DPRD, berjalan dengan baik. Pelaksanaan pemilu
juga prinsipnya berjalan dengan lancar.
4.Pemberantasan
korupsi dan penegakan hukum, mencatat sejumlah prestasi. Begitu pula dengan
pemberantasan terorisme dan narkoba.
5.Terjaga
baiknya keamanan dalam negeri walaupun masih terdapat konflik masyarakat dalam
skala kecil.
6.Proses
perbaikan iklim investasi dan pelayanan publik di banyak daerah. Hambatan birokrasi
dan iklim investasi serta pelayanan publik di banyak daerah mengalami kemajuan.
7.Angka
kemiskinan dan pengangguran terus ditekan meskipun tetap rawan dengan gejolak
perekonomian Indonesia. Presiden meminta pemerintah tetap cekatan dan memiliki
rencana darurat. “Meskipun, dengarkan kata-kata saya, meskipun bisa kita
turunkan kemiskinan dan pengangguran, tetapi tetap rawan terhadap gejolak
perekonomian dunia. Jangan terlambat kita mengantisipasinya, jangan kita tidak
punya rencana kontigensi, dan jangan pula kita tidak cekatan memecahkan masalah
bilamana dampak dari krisis global itu terjadi,” kata Presiden.
8.Beberapa
indikator ekonomi penting Indonesia mencatat rekor baru dalam sejarah, seperti
income perkapita sekarang sudah tembus 3 ribu dolar AS, lima tahun lalu masih
1.186 dolar AS. Cadangan devisa dulu 36 miliar dolar AS, sekarang 96 miliar
hampir 100 miliar dolar AS. Kenaikan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) yang
tertinggi di dunia, naik 46 perssen. Pendapatan domestik bruto kita meningkat
dan Indonesia kini peringkat 16 ekonomi di dunia.
9.Makin
baiknya upaya pengembangan koperasi usaha kecil dan menengah, termasuk
penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR)Sedangkan Direktur Tenaga Kerja dan
Pengembangan Kesempatan Kerja Bappenas Rahma Iryanti di Jakarta, Kamis
(7/01/2011) mengungkapkan angka pengangguran 2010 diprediksi turun menjadi 7,6
persen dari kisaran 7,87 persen tahun lalu. Penurunan tersebut seiring dengan
membaiknya kondisi perekonomian.
10. Indonesia
makin berperan dalam hubungan internasional, makin nyata peran kita, baik dalam
mengatasi krisis ekonomi global, dalam hubungan G20, APEC, East Asia Summit,
ASEAN, G8 plus, dan pemeliharan perdamaian dunia. “Kita aktif sekali dalam
menjaga ketertiban dan perdamaian dunia dan juga kerja sama mengatasi perubahan
iklim,” tegas Presiden, sebagaimana dipublikasikan juga di situs resmi Presiden
SBY.
2.11
Penyebab Keberhasilan Presiden SBY
Salah satu
penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya kebijakan
pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan utang
Negara.Perkembangan yang terjadi dalam lima tahun terakhir membawa perubahan
yang signifikan terhadap persepsi dunia mengenai Indonesia. Namun
masalah-masalah besar lain masih tetap ada. Pertama, pertumbuhan makroekonomi
yang pesat belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat secara menyeluruh.
Walaupun Jakarta identik dengan vitalitas ekonominya yang tinggi dan kota-kota
besar lain di Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih banyak
warga Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
2.12 Perekonomian Di Indonesia Pada Tahun
2015 Masa
Pemerintahan Jokowi-Jk
Masa
pemilihan presiden telah usai. Terpilihlah Joko Widodo sebagai Presiden
Republik Indonesia dan Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden. Setiap
pergantian kepempinan yang lama di serahkan kepada kepemimpinan yang baru harus
ada evaluasi kinerja tentang program-program perekonomian jangka panjang
yang belum selesai pada akhir masa jabatan agar dapat dilanjutkan pada
kepemimpinan yang baru. Sehingga semua yang telah di programkan oleh
kepemimpinan yang lama tidak berhenti di tengah jalan. Berikut ini gambaran
perekonomian pada beberapa sektor saat pemerintahan Jokowi – JK
Tahun
2014 diwarnai oleh pertumbuhan ekonomi global yang tidak stabil, yang tidak
saja dialami oleh negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris dan
Jepang; tetapi juga dialami oleh negara-negara berkembang seperti Brazil, serta
beberapa negara anggota ASEAN seperti Indonesia. Namun di lain pihak, terdapat
sejumlah negara yang pertumbuhan ekonominya meningkat, seperti Thailand dan
Vietnam. Kondisi perekonomian global tersebut ini merupakan dampak dari
berbagai perkembangan yang terjadi baik di kawasan regional maupun global
seperti krisis yang tengah berlangsung antara Rusia – Ukraina yang kembali
melemahkan perekonomian di kawasan Euro setelah sebelumnya berhasil bangkit
pasca krisis ekonomi yang melanda pada tahun 2013. Pelemahan pertumbuhan
ekonomi di kawasan Euro ini terutama terjadi pada negaracore di
kawasan tersebut, yaitu Jerman dan Italia. Hal yang sama terjadi di Jepang,
dimana kebijakan pemerintah untuk menaikkan pajak penjualan telah mengakibatkan
turunnya investasi serta menurunkan daya beli masyarakatnya. Selain itu, adanya
peningkatan jumlah pasokan minyak akibat meningkatnya supply minyak
negara non OPEC, khususnya Amerika Serikat, ditengah melemahnya permintaan
akibat perlambatan ekonomi negara emerging market, terutama
Tiongkok berdampak pada turunnya harga minyak dunia.
Kondisi-kondisi
seperti ini tidak dapat dipungkiri turut mempengaruhi kondisi
perekonomian Indonesia. Sepanjang tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Indonesia
melemah menjadi 5.1 % jauh di bawah pertumbuhan ekonomi pada tahun
sebelumnya yaitu 5.8 %. Nilai ekspor Indonesia hingga periode November 2014
dengan niai sebesarUS$ 161.67 milyar mengalami penurunan sebesar 2.36 % jika
dilihat dari periode yang sama tahun 2013. Turunnya nilai ekspor tersebut turut
dipengaruhi oleh turunnya permintaan dan harga komoditas global serta
pembatasan ekspor mineral mentah.
Indonesia
dengan kepemimpinan yang baru di bawah Presiden Joko Widodo, tentu saja
diharapkan dapat membawa perubahan khususnya pertumbuhan ekonomi yang lebih
baik yang tidak hanya dirasakan oleh kelompok/golongan tertentu tetapi juga
dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Presiden Jokowi
secara tegas menyatakan akan merealisasikan ideologi Trisakti yaitu untuk
menjadikan Indonesia negara yang berdaulat dalam politik; berdikari dalam
ekonomi; serta berkepribadian dalam kebudayaan. Guna mencapai suatu
perekonomian yang berbasis kerakyatan tersebut, tentu diperlukan suatu
terobosan dalam hal diplomasi ekonomi Indonesia dengan mitranya baik secara
bilateral, regional maupun multilateral. Hal ini sejalan dengan 9 (sembilan)
agenda prioritas (NAWACITA) pemerintah periode 2015 – 2019 yang salah satunya
adalah untuk mewujudkan suatu negara yang berdikari dalam ekonomi dengan cara
menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik sesuai dengan percerminan
dari ideologi Trisakti. Presiden Joko Widodo menargetkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada tahun 2015 sebesar 5.6% hingga 5.8%. Secara keseluruhan, ekspor
nonmigas Indonesia lebih unggul dibandingkan sektor migas. Sepanjang
Januari-November 2014, ekspor nonmigas tercatat mencapai 82.69 % sedangkan
ekspor migas hanya sebesar 17.31%. Kontribusi terbesar ekspor nonmigas berasal
dari industri pengolahan yang menyumbang sebesar 66.51%.
Di
bidang perdagangan, diplomasi ekonomi Indonesia akan difokuskan pada upaya
untuk membidik pasar non tradisional bagi produk-produk ekspor dari Indonesia.
Selama ini ekspor dari Indonesia cenderung terfokus pada pasar-pasar
tradisional seperti Jepang, Amerika, Singapura, Taiwan, Korea serta
negara-negara di kawasan di Eropa Barat seperti Jerman, Belanda, Inggris,
Perancis, serta Italia. Dengan tidak hanya berorientasi pada pasar tradisional,
pasar-pasar non tradisional seperti negara non Uni Eropa; Skandianavia, Turki,
Kanada, Meksiko, Swedia, Panama, Portugal, serta Irlandia berpotensi bagi peningkatan
nilai perdagangan dan investasi bagi Indonesia. Negara-negara di kawasan
Amerika Latin serta Eropa Timur dan Tengah juga merupakan pasar alternatif bagi
produk ekspor dari Indonesia. Peningkatan nilai perdagangan dan investasi
dengan pasar non tradisional dan pasar alternatif hendaknya dijalankan dengan
tetap mempertahankan hubungan yang telah terjalin dengan baik dengan pasar
tradisional. Dengan berubahnya paradigma pangsa pasar bagi pemasaran produk
ekspor Indonesia dari pasar tradisional ke pasar non tradisional serta pasar
alternatif, nilai perdagangan serta investasi Indonesia diharapkan akan
mengalami peningkatan.
Di
bidang investasi, dalam pidato Presiden Jokowi pada KTT APEC pada bulan
November 2014, dengan jelas disampaikan bahwa Indonesia membuka peluang
masuknya investasi dalam jumlah yang besar, khususnya bagi pembangunan
infrastruktur dan konektivitas dalam lima tahun ke depan. Presiden Jokowi
menyampaikan bahwa Indonesia akan terbuka bagi masuknya investasi dalam proyek
pembangunan 24seaport dan deep seaport; railway track dan railway
network yang menghubungan pulau-pulau terbesar di Indonesia; power
plant untuk manufaktur dan daerah-daerah industri serta pembuatan transportasi
umum di sejumlah kota besar di Indonesia; serta pembangunan sea toll dalam
kerangka diplomasi maritim.
Namun Data terakhir dari Badan
Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014
mencapai angka terendah selama lima tahun terakhir. Menurut BPS, tahun 2014
pertumbuhan ekonomi sekitar 5,01 persen (dengan basis perbandingan tahun 2010).
Padahal pemerintah menargetkan pertumbuhan sebesar 5,5 persen.
Pemerintahan Jokowi berharap,
situasi ini bisa lebih membaik lagi tahun 2015,setelah beberapa langkah
dilakukan untuk membangkitkan kembali perekonomian. Para pengamat juga
memuji beberapa langkah pemerintah, seperti pemotongan subsidi bahan bakar.
Tapi Indonesia masih harus melakukan reformasi mendasar. Dan ada satu masalah
besar. Praktek korupsi yang sudah
meluas ke hampir seluruh institusi negara. Bahkan calon Kapolri pun, Jendral
Budi Gunawan, sekarang ditetapkan oleh KPK sebagai tersangka korupsi.
Jokowi sudah melaksanakan beberapa
langkah sensitif yang sangat penting. Ia memotong subsidi BBM lebih dari 30
persen dan berharap bisa menghemat anggaran negara sampai Rp 100 triliun untuk
tahun depan.
Jokowi juga mengangkat beberapa
pejabat penting yang akan membantunya membenahi perekonomian, seperti Amien
Sunaryadi dan Faisal Basri yang akan mengawasi pengelolaan minyak dan gas.
Kedua orang itu dikenal luas sebagai pengamat dan aktivis anti-korupsi.
Keputusan-keputusan penting itu
menjadi perhatian para investor yang sejak lama mengamati perkembangan politik
di Indonesia. Mereka bersikap menunggu, ketika negara ekonomi terbesar di ASEAN
ini sedang menghadapi perkembangan terparah sejak lima tahun terakhir.
"Sinyal-sinyal awalnya
menunjukkan bahwa dia membawa filsofi baru dalam pengelolaan pemerintahan di
Indonesia," kata Richard Adkerson dalam sebuah konferensi di New York.
Perusahaannya, Freeport McMoRan Inc., adalah salah satu investor terbesar di
Indonesia dalam bidang pertambangan.
Jokowi menegaskan tidak akan
segan-segan memecat anggota pejabat yang tidak berprestasi. "Dua tahun
tidak capai target, langsung pecat… Jadi menteri-menteri ini (harus) bekerja
lebih cepat. Banyak orang Indonesia mengantri ingin jadi menteri. Mending
saya pilih orang-orang profesional saja," kata Jokowi. Baru-baru ini,
Presiden Jokowi memotong anggaran perjalanan dinas dan rapat pemerintah sampai
30 persen, dan menghemat sekitar Rp 16 triliun. Sebelumnya, ketika menghadiri
rangkaian konferensi internasional di Cina, Myanmar dan Australia, dia hanya
membawa delegasi kecil.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan penulisan ini dapat
disimpulkan bahwa perokonomian yang baik adalah harapan bangsa. Namun sampai saat ini kesejahteraan
yang diimpikan bangsa Indonesia belum terwujud. Agar perekonomian
Indonesia menjadi lebih baik pemerintah harus ikut serta dalam
mendorong percepatan proses pemulihan ekonomi. Pemerintah harus lebih kreatif
dalam menghadapai masalah perekonomian untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi
yang lebih baik lagi sehingga bisa menekan pengangguran dan kemiskinan di
negeri ini. Pemerintah harus konsisten kepada semua kebijakan fiskal
maupun moneter. Tidak hanya pemerintah, masyarakat Indonesia juga harus
lebih selektif dalam memenuhi kebutuhan dan bersikap kooperatif bersama
pemerintah.
Indonesia
masih memerlukan banyak perbaikan. Perkembangan yang terjadi dalam lima tahun
terakhir membawa perubahan yang signifikan terhadap persepsi dunia mengenai
Indonesia. Namun masalah-masalah besar lain masih tetap ada. Namun apa
yang telah dicapai selama ini merupakan hasil dari visi dan perencanaan
pemerintah SBYdan
Jokowi. Kebijakan apapun yang mereka tetapkan pasti tujuan mereka ingin membawa
Indonesia menjadi Negara lebih baik lagi. Dan kita sebagai generasi muda
dengan segala aspek positif bisa turut mengembangkan perekonomian Indonesia
menjadi lebih baik lagi dan maju
0 komentar:
Posting Komentar